Ponsel menurut saya banyaknya, ponsel atau telpon genggam merupakan perangkat yang kian sulit lepas dari kehidupan manusia. Bahkan disebutkan, orang di dunia selalu mengecek ponselnya minimal setiap 30 menit sekali.
Sulit membantahnya. Apalagi mungkin bagi generasi milenial seperti saya ini?yang protes tolong nunggu di pojokan. Paling banter kita hanya mampu menyampaikan argumentasi, sekedar untuk menjustifikasi kebiasaan kita itu.
Terlepas dari baik buruknya, bermanfaat atau tidaknya, saya berusaha untuk mengurangi durasi menggunakan ponsel. Paling tidak kalau sedang di rumah. Tepatnya kalau ada anak-anak di sekitaran saya. Saya tidak mau mereka punya persepsi yang salah akan ponsel.
Untuk itu biasanya sekali dalam sebulan, saya suka bertanya ke anak-anak saya. Jangan salah sangka dengan anak-anak. Mereka ternyata pemerhati yang sangat teliti dan jujur. Mungkin lebih jujur dari (para) mantan yang kecewa.
Di balik aksi mereka yang sepertinya sibuk bermain, mereka sangat awas akan gerak-gerik dan kebiasaan kita. Dari cara kita berpakaian saja, mereka bisa menduga kita akan ke mana atau melakukan apa.
Biasanya pertanyaan saya ke mereka sederhana: ?Papi sukanya ngapain??
Kalau sedang mood, mereka akan menjawab cepat: suka beliin mainan, suka anter ke sekolah, suka bawa makan ice cream, suka tidur, dan lain sebagainya. Dan saya pun tenang.
Namun ketika jawaban pertama yang terlontar dari mulut mungil mereka ialah ?Papi sukanya lihat handphone?, maka di saat itulah saya sadar, bahwa trick saya untuk membangun pencitraan, seolah-olah menjauhi ponsel, ternyata perlu diperbaiki.
Sudah jangan serius kali. Cek lagi handphone-mu.
Happy Friday!